Berita kami

Polres Boyolali Terapkan Paradigma Baru dalam Latihan Pengamanan Unjuk Rasa 2025

22 May 2025 Berita Polres

Boyolali – Dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan dan profesionalisme personel dalam menghadapi situasi unjuk rasa, Polres Boyolali menggelar Latihan Pengamanan Unjuk Rasa dengan Paradigma Baru pada Kamis pagi (22/5/2025). Kegiatan dimulai pukul 07.00 WIB dan berlangsung di halaman Sat Reskrim Polres Boyolali.

Latihan ini dipimpin langsung oleh Kabag Ops Polres Boyolali Kompol Solikhin, dengan melibatkan sejumlah perwira dan personel yang tergabung dalam sprint Dalmas. Hadir dalam kegiatan ini antara lain Kasat Samapta AKP Cahyo Nugroho, Kasubag Binops AKP Sarwoko, Kasubag Watpers AKP Budi Setiyawan, Kasubag Kerma Iptu Ngasifidin, KBO Sat Samapta Ipda Budhy Joko Santoso, Kanit Obvit Sat Samapta Ipda Supriyono, Kanit Turjawali Sat Samapta Ipda Sandi Widayanto, serta Kaurmintu Satlantas Ipda Yogi Rikwandana.

Dalam arahannya, Kompol Solikhin menjelaskan bahwa paradigma baru dalam penanganan unjuk rasa menekankan pendekatan yang lebih humanis dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Ia menegaskan bahwa anggota Polri harus mengubah pola pikir lama. Polisi bukanlah sasaran pengunjuk rasa, melainkan mediator dan sahabat demokrasi yang menjembatani masyarakat dalam menyampaikan pendapat di muka umum.

Sebagai langkah nyata, Polres Boyolali mengoptimalkan fungsi kompi Dalmas dan Raimas, membentuk Tim Negosiator yang dibekali pelatihan khusus, serta Tim Gakkum yang juga menjalani pembinaan teknis. Latihan ini bertujuan memperkuat kesiapan dan kemampuan personel dalam menghadapi unjuk rasa secara proporsional dan profesional.

Kompol Solikhin juga mengingatkan tujuan utama penggunaan kekuatan dalam tindakan kepolisian, yaitu untuk mencegah dan menghentikan tindakan melawan hukum, mencegah tersangka melarikan diri, serta melindungi keselamatan masyarakat dan anggota Polri dari ancaman. Ia menekankan pentingnya pemahaman akan tingkat ancaman yang dapat berupa tindakan pasif, aktif, agresif, hingga agresif bersifat segera.

Dalam sesi pelatihan, para personel turut diingatkan larangan-larangan penting seperti tidak bersikap arogan, tidak terpancing provokasi, tidak membawa peralatan di luar standar Dalmas, serta tidak melakukan tindakan kekerasan yang melanggar prosedur. Mereka juga dilarang keluar dari formasi, mengucapkan kata-kata kasar, atau melakukan tindakan tidak senonoh yang dapat mencoreng citra institusi.

Simulasi pengamanan unjuk rasa dilakukan secara lengkap, mulai dari perundingan oleh Tim Negosiator, penggelaran formasi Dalmas Awal dan Lanjut, serta manuver taktis seperti formasi paruh lembing, desak maju, dorong maju, pemadaman, hingga sikap berlindung. Di bagian akhir, Tim Raimas melaksanakan tugas pembubaran massa dengan menggunakan gas air mata sebagai bentuk pengendalian apabila situasi tidak terkendali.

Setelah latihan selesai, dilakukan evaluasi oleh Kompol Solikhin. Ia menyampaikan apresiasi atas semangat personel serta menekankan bahwa latihan ini merupakan bagian penting dari kesiapan Polri untuk hadir sebagai pelindung masyarakat yang bertugas secara humanis, profesional, dan akuntabel.

“Latihan ini adalah bagian dari upaya kita membangun kesiapan yang modern dan responsif. Polisi harus hadir sebagai pengayom masyarakat dan sahabat demokrasi yang mampu menciptakan situasi aman tanpa kekerasan,” ungkapnya.

Melalui pelatihan ini, Polres Boyolali menunjukkan komitmennya dalam menjalankan tugas-tugas pengamanan dengan pendekatan baru yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan supremasi hukum.

BAGIKAN ARTIKEL INI