NGOBRASS, Polres Boyolali Jadi Ruang Aspirasi Mahasiswa: Bahas RUU TNI, Judi Online hingga Citra Polri
.jpeg)
BOYOLALI – Suasana penuh diskusi kritis dan hangat mewarnai kegiatan Ngobrol Bareng Santai (NGOBRASS) yang digelar Polres Boyolali bersama mahasiswa dari berbagai organisasi kampus di Kabupaten Boyolali, bertempat di De Aroma Resto alamat Jl. Merdeka Timur, Boyolali, pada Selasa (15/4/2025), forum ini menjadi ajang bertukar pikiran antara unsur kepolisian, TNI, dan mahasiswa, membahas isu-isu aktual seperti revisi RUU TNI, pemberantasan judi online, hingga upaya mengembalikan kepercayaan publik terhadap institusi Polri.
Kapolres Boyolali AKBP Rosyid Hartanto, dalam sambutannya menyampaikan terimakasih atas kehadiran para peserta dalam kegiatan tersebut, Polri tidak bisa bekerja sendiri dalam menjawab berbagai persoalan di tengah masyarakat.
"Kami menyadari, Polri tidak bisa bekerja sendiri. Kami butuh masukan dari rekan-rekan mahasiswa agar bisa terus berbenah dan memahami kebutuhan masyarakat, termasuk dalam menangani isu-isu terkini seperti pendidikan dan bencana alam. Lewat forum NGOBRASS ini, kami harap ada ruang terbuka untuk berdiskusi dan menyampaikan aspirasi," ujar AKBP Rosyid.
Tak hanya itu, Kapolres juga menegaskan komitmen Polres Boyolali dalam hadir langsung di tengah masyarakat.
"Kami juga telah menyalurkan bantuan sosial untuk masyarakat dan lingkungan mahasiswa terdampak bencana. Kami ingin memastikan kehadiran Polri dirasakan langsung oleh masyarakat, bukan hanya dalam konteks penegakan hukum," tambahnya.
Diskusi semakin hangat ketika mahasiswa mengangkat isu judi online dan kecanduan digital. Ketua BEM Universitas Boyolali (UBY), Giri Retna Saputra, menyoroti lemahnya penegakan hukum atas kasus tersebut meski regulasi sudah ada.
"Ancaman terhadap negara hari ini tidak lagi berbentuk peperangan, tapi juga dari dalam seperti judi online dan kecanduan digital. Regulasi UU ITE sudah ada, tapi penegakan hukumnya masih terasa lemah. Bagaimana kita menyikapi ini bersama?" tanya Giri.
Menanggapi hal ini, Kasat Reskrim IPTU Joko Purwadi, menjelaskan bahwa pihaknya terus bergerak melalui patroli cyber dan pelacakan link judi online yang sering berganti-ganti.
"Kami sudah menerima sejumlah laporan. Meskipun seseorang tidak berjudi langsung, tapi jika melakukan endorsement terhadap judi online, itu sudah masuk ranah pelanggaran UU ITE dan bisa diproses hukum. Namun penindakan kami selalu berlandaskan asas kehati-hatian dan bukti yang kuat," terang IPTU Joko.
Diskusi juga menyinggung isu revisi UU TNI yang ramai diperbincangkan. Ketua GMNI Boyolali, Zidnan, dan Ketua HMI Boyolali, Arina Nur Azizah, mempertanyakan urgensi revisi serta potensi penyalahgunaan wewenang.
Menjawab hal tersebut, Dandim 0724/Boyolali Letkol Inf. Wiweko Wulang Widodo, menegaskan bahwa revisi tersebut bukan untuk memperluas kekuasaan, tetapi memperkuat peran sosial TNI.
"RUU TNI adalah bentuk adaptasi terhadap tantangan zaman. Kami pastikan semangatnya tetap menjaga profesionalisme dan netralitas TNI. Perluasan peran bukan berarti perluasan kekuasaan, tapi perluasan tanggung jawab sosial," ungkapnya.
Lebih lanjut, Letkol Wiweko juga menyatakan bahwa mahasiswa tetap memiliki ruang untuk menyampaikan kritik dan aspirasi.
"Kami tidak alergi terhadap kritik. Justru kami butuh peran adik-adik mahasiswa sebagai mitra pengawas publik. Silakan sampaikan aspirasi, tapi mari kita jaga agar tetap tertib dan sesuai aturan," tambahnya.
Ketua HMI Boyolali juga menyoroti soal citra Polri yang sedang menurun dan bertanya langsung kepada Kapolres Boyolali tentang langkah yang akan diambil untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat.
Menjawab pertanyaan tersebut, AKBP Rosyid dengan jujur dan terbuka menyampaikan bahwa kepercayaan tidak bisa diminta, melainkan harus dibangun melalui bukti nyata.
"Kepercayaan itu tidak bisa diminta, tapi harus dibuktikan. Kami di Polres Boyolali terus berbenah. Program-program seperti Polisi Peduli, Polisi Goes to School, dan kegiatan sosial kami hadirkan agar masyarakat melihat wajah Polri yang lebih humanis. Kritik adalah vitamin bagi kami," tegas Kapolres.
Forum NGOBRASS ini ditutup dengan komitmen dari semua pihak untuk terus menjaga komunikasi yang terbuka antara aparat dan mahasiswa demi Boyolali yang lebih aman, sejahtera, dan demokratis.